Jl. RM Suryo No.1, Sendangharjo, Tuban
(0356) 321322
smpntuban01@gmail.com

TUGAS AKHIR PELAJARAN SENI BUDAYA, KELAS IX GELAR PAMERAN HASIL KARYA

SMP Negeri 1 Tuban

TUGAS AKHIR PELAJARAN SENI BUDAYA, KELAS IX GELAR PAMERAN HASIL KARYA

KELAS IX GELAR PAMERAN HASIL KARYA

Jumat, 6 Desember 2019 semua pembiasaan di SMPN 1 Tuban berjalan seperti biasanya. Jumat kali ini adalah saatnya Jumat bersih. Kegiatan pagi hari diawali dengan senam bersama kemudian dilanjutkan dengan merawat vertical garden serta membersihkan kelas. Namun, pemandangan berbeda justru tampak pada ruang belajar kelas 9. Seluruh ruang kelas 9 ditata sangat artistik. Tak hanya itu, di dalam ruang kelas juga ada puluhan hasil karya seni siswa kelas 9 yang dipamerkan. Ya, mereka sedang mengadakan pameran hasil karya seni yang telah dibuat selama 1 semester.

Pameran ini merupakan tugas akhir dari mata pelajaran seni budaya yang diampu oleh ibu Wahju Endah Lestari. Menurut beliau kegiatan ini bertujuan untuk melatih siswa berorganisasi, lebih berkreasi, dan bertanggungjawab. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mendorong siswa agar lebih berani dalam mencipta karya, serta bisa menghargai karya orang lain. Sedangkan untuk siswa kelas 7 dan 8, dengan adanya pameran ini, mereka bisa memberikan apresiasi terhadap karya seni.

Seluruh siswa kelas 9 telah mempersiapkan acara ini sejak jauh-jauh hari. Butuh waktu sekitar 2 minggu untuk mempersiapkan pameran ini, bahkan ada yang telah menyiapkannya sejak 1 bulan yang lalu. Mereka mempersiapkannya sepulang sekolah. Pameran ini dibuka langsung oleh kepala sekolah, beliau menggunting pita di joglo SMPN 1 Tuban sebagai tanda telah dibukanya pameran hasil karya siswa kelas 9 SMPN 1 Tuban tahun pelajaran 2019/ 2010.

 Sesuai jadwal, acara ini dilaksanakan mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Namun, karena harus melaksanakan senam, maka pembukaan pameran dilaksanakan setelah senam pagi bersama. Bukan hanya bapak ibu guru atau kelas 9 saja yang mengunjungi ruang kelas 9 untuk melihat hasil karyanya. Namun kelas 7 dan 8 juga berkesempatan untuk melihat hasil karya kakak kelas mereka. Tentu saja untuk kelas 7 dan 8 bisa melihat pameran sesuai jadwal yang ditentukan oleh sekolah. Hal ini bertujuan agar saat melihat pameran mereka tidak berebut dan berdesakan.

Dari 6 rombongan belajar kelas 9 yang mengadakan pameran, masing-masing kelas menampilkan hasil karyanya berupa patung, sablon kaos cabut warna, lukisan, kolase, decopage, ukiran kayu, oshigabana, mozaik, beberapa benda hasil daur ulang, serta masih banyak lagi yang lainnya. Pada kesempatan ini kelas 9A mengusung tema tradisional Jawa dan Bali. Hal ini jelas terlihat dari dekorasi ruang serta hasil karya yang ditampilkan serta lantunan musik yang diputar. Menurut Salsabil dari kelas 9A pameran seni ini sangat menyenangkan dan penting sekali. Siswa yang akrab disapa Ganen ini berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilaksanakan tiap tahunnya sebagai bahan evaluasi.

Berbeda dengan kelas sebelumnya, 9B tidak memilih tema tertentu dalam penataan ruangnya. Kelas ini menata ruangnya sedemikian rupa sehingga terlihat apik dan rapi, agar semua pengunjung merasa nyaman. Beberapa hasil karya ditata di atas meja dengan baik di pinggir maupun di tengah ruangan. Memasuki ruang pameran kelas 9C pengunjung disambut suasana tradisional Jawa yang cukup kental, lebih tepatnya kelas ini berusaha membawa pengunjungnya untuk merasakan suasana tempo dulu. Hal ini dapat dirasakan dari efek pencahayaan ruang. Mereka menutup lampu kelas dengan kertas kuning, sehingga rasa tempo dulu bisa didapatkan. Menurut Alma, 9C memilih tema Jawa bukan tanpa alasan. Hal ini dikarenakan seluruh siswa kelas 9C adalah orang Jawa, dan budaya serta tradisi Jawa sangat melekat pada diri siswa kelas 9C. Di pojok ruang 9C ditampilkan batik khas tuban, lengkap dengan canting dan peralatan lainnya, yang membuat semakin terasa tempo dulu.

Sama dengan kelas 9A dan 9C yang mengambil tema tradisional, kelas 9D juga memilih tema yang sama yaitu Generasi Milenial Berbudaya. Tema  ini memiliki makna, meskipun mereka generasi milenial mereka tak akan lupa pada budaya mereka. Khususnya budaya Jawa. Memasuki ruangan ini, pengunjung disambut oleh beberapa siswi yang mengenakan selendang khas penari Jawa. Sesuai dengan tema adat Jawa yang telah dipilih, beberapa ornamen khas Jawa menghiasi tiap sudut kelas ini. Diantaranya adalah kembar mayang serta keris yang semuanya terbuat dari janur asli. Tentu saja semuanya adalah hasil karya siswa kelas 9D. Mereka menggunakan beberapa helai kain batik untuk menghias ruang kelas mereka. Yang menarik lagi ada alat musik gong dan bonang dihadirkan di ruang kelas ini. Agar sesuai temanya yang milenialis, kelas ini menyediakan tempat photobooth yang kekinian. Semua pengunjung boleh berfoto di sana. Tak hanya gong dan bonang mereka memanfaatkan kursi kelas yang diambil busanya untuk dibentuk menjadi seperti gapura. Menurut Amanda dan Axel hal ini merupakan salah satu contoh pemanfaatan barang yang telah rusak.

Berpindah ke ruang kelas 9E, kembali pengunjung menemukan suasana yang berbeda dari kelas yang lain. Kelas ini mengusung tema minimalis, namun rapi dan bersih. Semua hasil karya ditata dengan sangat rapi dan artistik. Iringan musik jazz menambahkan suasana tenang di ruangan ini. Mereka menggunakan kursi kelas serta tongkat pramuka untuk meletakkan hasil karyanya. Nabils dari kelas 9E menyampaikan bahwa persiapan mereka selama 2 minggu terbayar dengan suksesnya acara ini.

Kelas terakhir adalah kelas 9F, sama halnya dengan kelas 9B kelas ini juga tak memilih tema tersendiri untuk menata ruangannya. Yang menarik dari ruangan ini adalah adanya pohon sakura yang terletak di tengah ruangan. Mereka membuatnya dari pohon jambu kering yang diakui hanya membutuhkan waktu sehari untuk membuatnya. Azil yang merupakan ketua kelas 9F mengatakan bahwa tak menemukan kesulitan yang berarti dalam persiapan pameran ini.

Dari seluruh siswa kelas 9 sangat mengapresiasi kegiatan ini. Mereka mengharap agar kegiatan ini selalu diadakan tiap tahunnya. Beberapa kendala mereka temui saat persiapan, diantaranya kesulitan menyatukan waktu, dan susah untuk diajak kerja sama. Namun masalah tersebut bisa diselesaikan dengan baik. Mereka juga merasakan hal positif dari kegiatan ini, yaitu kekompakan dan kekeluargaan kelas menjadi semakin erat.

Beberapa guru dan siswa kelas 7 dan 8 juga memiliki pandangan yang sama. Menurut Bu Romana dan Bu Basri kegiatan ini sangat positif karena bisa melatih anak untuk berkreatifitas, menghargai karya, serta mengembangkan bakat seni siswa. Pendapat lain datang dari Bu Rina, dengan adanya kegiatan ini, menurutnya adalah bentuk penghargaan atas hasil karya siswa sehingga harapan ke depannya biasa tiap tahun diadakan. Kelas 7 dan 8 juga memiliki pandangan tersendiri. Mereka senang sekali dengan adanya kegiatan ini. Menurut Ahmad Zaidan dari kelas 7B dengan adanya pameran ini dia bisa tahu berbagai macam keahlian siswa. Sementara menurut Isma Dian dari kelas 8A kegiatan ini bisa menjadi inspirasi nanti saat kelas 9 dan juga jadi tahu materi kelas 9. Menurutnya kegiatan ini sangat menghibur karena dilaksanakan sebelum PAS.  Pada akhirnya, semoga dengan adanya pameran seni ini, seluruh siswa dapat mengapresiasi suatu hasil karya seni dan diapresiasi hasil karya seninya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *